Aneh,banyak Film Indonesia yang menyajikan fenomena alam ghaib menjadi tontonan masyarakat. Gus Maliki Krian : jangan hadirkan ketakutan karena Islam adalah Agama yang Rahmatan Lil Alamin dan menyejukkan,bukan memberikan ” fraud of afrad story “

0
129

Dalam menikmati hari libur bersama keluarga karena hari ini ( 01/05 ) adalah Hari Buruh Internasional ( Mayday ),Heru MAKI bersama keluarga dan beberapa keluarga pengurus MAKI Jatim menyempatkan vacation dengan menonton Film.

Film yang dipilih adalah Film genre horor berjudul “Siksa Kubur” yang saat ini menjadi trending topic fenomenal dunia perfilman Indonesia.

Film yang dibintangi oleh sederet artis ternama seperti Reza Rahardian,Slamet Rahardjo Jarot dan Christine Hakim ini merupakan Film horor yang sangat atraktif, lengkap dengan mistery sound yang menggelegar dan terkesan mengagetkan.

Film berdurasi 117 menit ini menceritakan bagaimana peliknya ketika dua orang manusia mencari jawaban atas sebuah peristiwa yang dilihat didepan mata kepala sendiri,kedua orang tuanya harus meninggal dunia mendadak akibat ledakan Bom.

Sekilas Film tersebut menarik untuk dilihat dari alur cerita di awal,tetapi menurut Heru MAKI,semakin ke belakang,memunculkan sebuah fenomena yang aneh dan menggelitik keyakinan dan keimanan Heru MAKI.

Sepulang dari nonton film,Heru MAKi langsung telpon kepada Gus Maliki,Pengasuh Ponpes Mardhotilah,Terik,Krian Sidoarjo.

Kepada Gus H.Maliki Muhadi yang juga merupakan Guru ngajinya,Heru MAKI menanyakan berkenaan dengan maraknya tontonan yang berbasis Alam Ghaib ini dijlentrehkan dengan sangat vulgar dan menjadi tontonan Masyarakat luas.

Dengan bijaksana,Gus Maliki menyampaikan bahwa Beliau sendiri tidak pernah sepakat dan tidak suka dengan Film yang memberikan efek ketakutan luar biasa,apalagi dalam keyakinan Agama Islam.

Gus Maliki menambahkan bahwa Islam itu Agama yang menyejukkan,hadir sebagai Agama yang memberikan kenyamanan bagi pemeluknya, untuk tidak melakukan apa yang menjadi larangan Allah SWT dan meyakini perintah Allah SWT yang disampaikan ke Rasulullah SAW,salah satunya adalah melakukan Sholat 5 waktu.

Gus Maliki juga mrnambahkan bahwa dalam Alquran,ada salah satu ayat yang apabila diartikan adalah bekerjalah kamu seperti seakan akan umurmu panjang dan dirikan Sholat seperti seakan akan menghadapi kematian.

Artinya,Gus Maliki menyampaikan bahwa manusia harus bekerja untuk menuju ending kematian yang Husnul Qotimah,sangat simple dan sederhan,tanpa bumbu ketakutan di dalamnya.

Dalam pandangan Heru MAKI,keberadaan lembaga lembaga Filter berkenaan dengan dunia Perfilman Infonesia seperti Lembaga Badan Sensor Film ( BSF ),kemudian Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) harusnya lebih menampakkan keberadaan dalam hal tupoksinya dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.

” bayangkan,apa yang menjadi ketakutan kita sebagai orang tua,yang mengajak anaknya melihat tontonan seperti itu,pastinya akan banyak pertanyaan,dan kita ini bingung juga menjawab karena itu senua adalah fenomena ghaib dan irisannya sangat kuat dengan besarnya keimanan dan keyakinan kita tanpa syarat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW,penolong dan penuntun kita kelak di Akhirat,” jelas Heru MAKI.

” selesai menonton,di sebelah kursi saya,saya melihat dengan jelas bagaimana seorang Ibu yang menentramkan anaknya yang menangis ( anak usia 18 tahun ). Anaknya menangis karena ingat kepada Bapaknya yang sudah almarhum,menangis sesenggukan sambil memeluk Ibunya,karena membayangkan ketakutan Ayahandanya akan mengalami siksa kubur,” tambah Heru MAKI.

Secara Kelembagaan,MAKI Jatim akan menempuh langkah somasi kepada BSF yang memberikan ijin atas penayangan Film Siksa Kubur tersebut.

MAKI Jatim juga akan brrsurat kepada MUI sebagai representasi Ulama Indonesia untuk menyuarakan kesejukan dakwah dan mendesak MUI untuk mengambil sikap tegas dan jelas atas kemunculan Film yang bergenre horor dan jauh dari fakta nyata alam duniawi ini.

” singkatnya,sebagai bagian dari masyarakat,MAKI Jatim akan membawa film ini menjadi bagian dari rangkaian perjuangan besar dengan harapan “Pemerintah” dengan lembaga lembaganya harusnya hadir untuk memberikan ketentraman serta kenyamanan dan bukan malah melegalkan ketakutan dalam sajian Film Indonesia,” ujar Heru MAKI.

Leave a reply