
Sebuah dugaan kasus korupsi pemerasan yang disertai dengan dugaan kasus pidana pemerasan dan menyertai perjalanan penanganan perkara kasusnya
Menilik dugaan kasus korupsi,gratifikasi dan suap yang saat ini mendera dan menyandera Mantan Menteri Pertanian,Syahrul Yasim Limpo,menyusul temuan hasil penggeledahan sementara penyidik KPK yang menemukan uang rupiah dan mata uang asing sejumlah 30 Milyard dan 12 senpi.
Kasus dugaan korupsi SYL ini sudah pernah direlase KPK mulai tanggal 14 Juni 2023,bahkan beredar kabar bahwa pengungkapan kasus korupsi Mentan ( pada saat itu ) SYL bahkan sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Penajaman aktual 2 alat bukti hukum dari hasil penggeledahan penyidik KPK semakin membuat SYL tersandera terutama dalam hal opini publik yang berkembang sangat kencang.
Tidak ada yang menyangka bahwa proses penanganan kasus yang menyandera SYL akhirnya menggapai anti klimaks opini ketika beredar foto kemesraan antara Pimpinan KPK,Firli yang bercengkerama dengan SYL pada session khusus di jeda waktu giat olahraga Badminton yang memang menjadi Hobbi Ketua KPK,Firli.
Menjadi sangat anti klimaks,dimana beredarnya foto tersebut disertai dengan pemanggilan SYL dan Sopir pribadi SYL yang dilakukan Direskrimnum Polda Metro Jaya dalam melengkapi bukti untuk kepentingan gelar perkara penyelidikan dugaan Kasus Pemerasan Pimpinan KPK sesuai dengan Dumas 12 Agustus 2022.
Berbagai opini yang berkembang menjadi sangat menarik untuk kembali mengingat keberadaan history atau sejarah Kapolda Metro Jaya saat ini,sdr Karyoto,mantam Direktur Penyidika KPK yang akhirnya harus dikembalikan ke Mabes Polri pada saat belum berakhirnya masa penugasan.
MAKI Jatim melihat bagaimana proses adu cepat KPK vs Polda Metro Jaya dalam penanganan perkara dugaan kasus korupsi,gratifikasi dan suap serta dugaan kasus pemerasan pimpinan KPK merupakan rangkaian one prestasi komitment yang diduga telah terjadi antara SYL dengan Ketua KPK,Firli.
” saat ini dugaan kasus korupsi SYL dipastikan akan menyeret korban khusus,” ungkap Heru MAKI.
” publik masih mengetahui dan mengikuti pemberitaan beberapa pelanggaran kode etik yang menjerat Ketua KPK seperti biata sewa helikopter ke Meda yang diungkap Koordinator MAKI,pertemuan Firli dengan TGB,mantan Gubernur NTB ditengah maraknya dugaan kasus TGB di KPK,semuanya menghilang dengan sendirinya seperti asap orang bakar sate,” canda Heru MAKI.
MAKI Jatim menengarai bahwa keseriusan KPK dan Polda Metro jaya di tengah tahun politik yang berlangsung saat ini menjadi sebuah penegasan positif terkait konstruksi hukum yang terbangun itu, tidak ada korelasi atau hubungannya dengan konstruksi alur politik yang saat ini asyik untuk dimainkan.
Apapun arenanya,masyarakat serta publik masih menunggu dengan sangat setia betkenaan demgan alur konstruksi hukum untuk menjerat SYL di KPK serta alur penyelidika yang resmi per Jumat ( 06/10 ) naik statusnya menjadi penyidikan untuk dugaan kasus pemerasan dan suap yang tengah berlangsung di Polda Metro Jaya.
Pertanyaannya adalah “MANA YANG LEBIH CEPAT” serta ” MANA YANG LEBIH DULU DIJADIKAN TERSANGKA”. APAKAH SYL ATAU KETUA KPK,FIRLI BAHURI.