Sunday, November 3

Saatnya Revolusi Akhlak dan revolusi mental menjadi issue utama menjelang Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia

Menelisik lebih dalam egosentris negatif PNS,ASN dan PPPK ketika melayani masyarakat dengan mengedepankan bahasa arogan yang secara tidak disadari,arogansi tersebut akan menjelma dan mengarah kepada perilaku koruptif
0
111

” mohon maaf,apakah saya bisa ketemu Ibu C,” tanya Bu Yulis,bendahara MAKI Jatim kepada reception kantor OPD. Setelah pihak receptionist OPD menanyakan,darimana dan mau ketemu siapa,didapatilah informasi bahwa Ibu inisial C yang dicari sedang melakukan Zoom Meeting.

” maaf,beliau lagi zoom meeting,” jelas pihak humas depan. Setelah Ibu Yulis melaporkan kepada Pimpinan,akhirnya Ibu Yulis diminta untuk langsung komunikasi dengan Ibu C tersebut via sambungan telpon setelah mendapatkan nomer handphone ibu C tersebut dari Ketua MAKI Jatim.

Setelah melakukan komunikasi,anehnya Ibu tersebut langsung minta Ibu Yulis untuk naik ke lantai 2 disertai dengan bahasa suroboyoan yang kental sekali,” mrene ae langsung,” jelas Ibu C yang notabene belum pernah bertemu dengan Ibu Yulis.

Keberadaan pengurus MAKI Jatim yang menghadap di beberapa staf OPD juga menemui beberapa keganjilan atau keanehan,dimana tampak sekali bahasa arogansi dan pertunjukkan clusterisasi nyata antara MAKI sebagai bagian dari masyarakat dan Staff OPD yang sangat jumowo dengan keangkuhan bak petinggi kerajaan dari kasta yang tinggi.

Fenomena perilaku nyleneh abdi masyarakat,entah itu PNS,ASN atau PPPK dalam bungkus arogansi dengan mengedepankan egosentris negatif menjadi sebuah pembahasan menarik dalam rapat evaluasi internal MAKI Jatim malam ini ( 28/10 ) di kantor Sekretariat MAKI Jatim.

” sudah saatnya kita gelorakan pemahaman dan artikulasi pelayan masyarakat dimana secara kasta de facto,namanya pelayan masyarakat itu stratanya lebih rendah dari masyarakat itu sendiri,dengan clusterisasi bidang dan keahlian masing masing dalam konteks melaksanakan apa yang menjadi tupoksinya,” jelas Heru MAKI.

” nangis saya ketika melihat masyarakat yang notabene demgan kewajiban pemenuhan perpajakannya,telah memberikan hasil keringatnya untuk sebuah kantor megah dan dingin karena banyak ACnya yang saat ini ditempati mereka,bahkan berlaku juga untuk gaji dan tunjangan keluarga mereka,datang ke kantor OPD,dengan wajah kebingungan,tanpa ada yang berusaha mendatangi untuk menanyakan apakah ada yang bisa dibantu,bahkan memandang nyinyir keberadaan masyarakar tersebut,” lanjut Heru MAKI.

Dalam rapat evaluasi internal MAKi Jatim yang sekaligus membahas materi persiapan aksi demo akbar dalam peringatan Hari Anti Korupsi Indonesia,REVOLUSI AKHLAK DAN MENTAL abdi negara dan pelayan masyarakat menjadi prioritas utama untuk diaplikasikan dalam format giat yang real nantinya.

” kami tidak mau gebyah uyah dengan mengangkat bahasa bahwa ini untuk semuanya,ini hanya perilaku sebagian kecil oknum saja,tetapi perilaku segelintir oknum tersebut sangat bisa mencederai,bahkan mencoreng kebesaran institusi lembaga resmi pemerintahan yang  menjadi induknya,” ungkap Bu Yulis.

Gerakan frontal dalam kemasan revolusi akhlak dan mental ini harusnya mendapatkan apresiasi Ibunda Gubernur Jawa Timur serta jajaran dibawahnya untuk bersama sama dengan MAKI Jatim melakukan gerakan perubahan dogma negatif serta pemahaman,bahwa melayani masyarakat adalah sebuah kewajiban yang melekat di dalam aplikasi tupoksi dan menjadi sebuah standart SOP pelayanan maksimal yang sangat serius.

” tunggu tanggal mainnya,kita akan hadir dalam jumlah massa raksasa dengan ciri khas truk trailer dan akan kita tayangkan hasil hidden kamera,bagaimana arogansi mereka ketika melayani masyarakat pada saat aksi demo akbar dalam peringatan Hari Anti Korupsi sedunia tanggal 11 Desember 2023,” pungkas Heru MAKI.

 

Leave a reply