Mengasah lebih tajam,artikulasi kata ” keseimbangan ” dan ” pengabdian “menuju kenyamanan Hakiki dalam mengarungi tugas dan tanggung jawab

Sebagai pengingat diri,dan ungkapan refleksi nalar
0
144

Semoga tulisan sesuai dengan judul diatas akan menjadi sebuah refleksi diri baik bagi penulis dan pembaca setia MAKINews.com dengan tetap berbasis bahwa semua kebenaran hakiki selalu menjadi milik Allah SWT,Sang Khalik serta manusia hanyalah tempat salah dan khilaf.

Dengan mengangkat judul diatas,penulis merasa bahwa sudah terlalu beragam episode “sinetron” dunia ini dengan menafikan arti keseimbangan,sehingga episode sinetron tersebut akhirnya mengakar dengan kuat serta berusaha memungkiri makna kebenaran dan membawa ke arah perilaku yang sifatnya sangat individualistis serta egosentris.

Keseimbangan menurut penulis ( dengan beragam kebodohan dan minim pengetahuan ) harusnya menjadi sebuah rumus hidup yang bisa dipahami secara sederhana,tetapi mampu menjawab tantangan dunia dan menjawab kabar langit.

Contoh sederhana,keseimbangan ketika bayi lahir ke dunia dengan tangisan melengkingnya diimbangi dengan kesiapan air susu Ibunda untuk menenangkan sang bayi.

Amarah luar biasa kedua orang tua terhadap anaknya ketika mendapati anaknya berbuat salah yang fatal,sampai kadang selain ungkapan marah,kadang disertai pukulan mendidik,tetapi diimbangi keluarnya air mata penyesalan orang tua ketika mereka masuk dalam kamar setelah memarahi anaknya.

Keputusan final bagi pemimpin atau pimpinan OPD untuk mengeluarkan sebuah kebijakan yang murni berasal dari bingkai hati yang ikhlas dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat dengan diimbangi doa terdalam kepada Sang Khalik,memohon ampun atas kesalahan dan memohon perlindungan atas semuanya.

Beragam dan jutaan cerita bisa penulis ceritakan dengan berbasis sebuah pemahaman bahwa tidak akan pernah berhenti belajar sampai ruh meninggalkan raga kita.

Indah sekali alunan nada kehidupan yang berbasis balancing mind and balancing of heart.tetapi ketika muncul fenomena keseimbangan hasil dari sebuah pembenaran pola pikir kita sendiri serta yang utama adalah keseimbangan yang tidak menyertakan Sang Maha Memberi Hidup,Allah SWT,akan membuat konflik hati,konflik pikiran serta konfik suasana batiniah yang sangat tidak sehat.

Contoh kecil,ketika seorang eselon III ( sekelas Kabid ) naik ke eselon II dan akhirnya menjabat sebagai Kepala Dinas atau pimpinan,yanh kemudian mengusung pola pikir bahwa keseimbangan itu adalah hasil obyektif pola pikir saya sebagai pimpinan,dengan menafikan segalanya,akhirnya ketika menjadi Pimpinan,mengeluarkan kebijakan yang sangat subyektif,hasil pengembangan pola pikir yang tidak melibatkan hati dan menafikan komunikasi dengan Allah SWT,Sang MAHA Melihat dan Mengetahui.

Dampak dari keputusan yang berbasis sebuah keseimbangan ala pimpinan tersebut,berdampak munculnya fenomena ketidak nyamanan staf dibawahnya,caci maki relasi pengusaha,sumpah serapah dengan tampilan senyum merekah menyeringai dari kebanyakan staf di kantor tersebut.

Contoh lain,keberadaan pengusaha dengan mega investasinya,kemudian menbuka pertokoan Mall yang sangat besar. Keberadaan pengusaha yang sudah sekian lama mengeruk keuntungan dalam investasi pada Mall Besar yang menjadi miliknya,karena minimnya pemahaman arikulasi keseimbangan,ketika Kota atau Propinsi tempat bernaung usaha dari pengusaha tersebut sedang memperingati Hari Jadinya,pengusaha tersebut ikut serta dalam euforianya,tetapi tetap dalam basis mengeruk keuntungan dengan cara membuat event dan pengunjung yang datang harus berbayar dan merogoh kocek.

Pengusaha itu lupa bahwa setelah sekian lamanya berusaha dengan berbasis profit oriented,ketika sebuah peringatan hari jadi tempat usahanya sebagai perwujudan waktunya untuk balancing action,tetapi aplikasinya tetap mengusung sinetron profit oriented murni dengan menafikan sebuah keseimbangan pengabdian dan kearifan lokal wilayah.

Pun demikian ketika perusahaan jasa EO yang luar biasa terkenal dan merajai dalam dunia exhibition,ketika ada peringatan hari jadi kota atau propinsi tempat usahanya,tetap mengabdi dengan menyelenggarakan kegiatan dengan lagu lamanya yaitu HARUS PROFIT ORIENTED dengan menafikan bahasa pengabdian serta menutup mata dan pikiran bahwa selama pengusaha EO ini berkiprah,sudah milyardan keuntungan yang sudah diperoleh dan mencemooh arti kata pengabdian yang bersunber dari yang seharusnya berimbang.

Dengan tersenyum,penulis melihat fenomena tersebut sukses menyeruak ke atas permukaan,dan yang lebih parah,aneh serta JANCUKAN adalah perilaku seperti itu masih dengan setia,tetap mendapatkan dukungan dari kolega,dukungan dari kalangan dinas yang notabene anggaran yang digunakan adalah anggaran Negara,Bukan uang dari warisan keluarga besarnya,dengan BERSAMA SAMA MEMENJARAKAN HATI DAN IKHTIAR ATAS NAMA PROFIT ORIENTED BERLEMBAR LEMBAR UANG.

Sebagai pamungkas,ijinkan penulis bermunajat kepada Sang Maha Pengasih dan Penyayang,”Ya Allah,hamba menulis ini dan memohon kepadaMu,Ya Allah,teguhkan dan perkuatlah rasa istiqomah kami,perkuatlah ikhtiar kami untuk selalu mengedepankan kepentingan masyarakat diatas segalanya,kikislah dosa kedua orang tua kami dan dosa kami atas bahasa pengabdian tanpa pamrih yang sudah serta akan selalu kami lakukan dengan segala kekurangan dan ketidak adaan kami,Ijinkan kami bersandar atas makna keseimbangan hakiki dariMu Ya Allah, Amin,” pungkas penulis menutup sesi tulisan kali ini

Leave a reply