Menguji arti “kepemilikan” dalam memaknai Idul Adha 1444 H
Dalam tulisan kali ini,ijinkan saya ceritakan sedikit kisah dibalik makna perayaan Idul Adha 1444 tahun 2023 ini.
Seperti aktifitas aktifitas sebelumnya,di tengah alunan kemegahan Gema malam takbir,saya harus tetap menjalani rutinitas malaman yaitu melakukan cross cek email masuk ke Lembaga MAKI Jatim serta sibuk komunikasi dengan beberapa pengurus,baik pengurus inti maupun pengurus kabupaten
Malam ini saya lebih fokuskan kepada persiapan penyembelihan hewan qurban,apa saja yang harus disiapkan dan mengingatkan kembali SOP pembagian daging Qurban ala MAKI.
Menjelang tengah malam,mendadak ada berita bahwa ada informasi kapal Oasis akan sandar/berlabuh di Tanjung perak kemungkinan jam 4 pagi,dan jadwal keberangkatan di jam 8 pagi di hari yang sama langsung ke Pelabuhan Lembar NTB.
Karena ada beberapa titipan produk kuliner dan Motor operasional untuk MAKI NTB,tengah malam itu juga,saya minta rekan rekan di kantor MAKI Jatim untuk mempersiapkan semua barang titipan dan mereka harus sudah sampai di Kantor Oasis jam 2 dinihari,besoknya.
Alhamdulillah jam 00:30 WIB,rekan rekan sudab perjalanan ke Kantor Oasis Tanjung Perak dan sudah membawa semua barang yang akan dititipkan ke kapal Oasis tersebut.
“Waktunya istirahat,” pikir saya,kemudian saya beranjak masuk ke kamar tidur,dengan memberikan pesan terlebih dahulu ke Jarwo untuk memantau proses penitipan barang sampai masuk ke kapal.
Masuk ke kamar,ternyata istri saya yang sudah terlelap tidur,tiba tiba bangun dan menatap lega ke saya yang akhirnya masuk kamar dan tidur.
“Pa,bangun,ayo bangun,cepet mandi,persiapan Sholat Ied,”teriakan lembut garwo saya dan dengan sedikit bangun kaget,saya langsung menunaikan aktivitas membersihkan badan dan menutupnya dengan mengambil air wudhu.
Sholat Ied kali ini terasa agak sepi di hati buat kami sekeluarga karena kami menunaikannya di Bumi Gora Nusa Tenggara Barat,jauh dari keluarga.
Dengan sarung dan sajadah baru yang memang baru saja dibelikan istri,saya berkendara bersama keluarga untuk mencari tempat sholat Ied,dan sampailah kami di Masjid yang berada di Eks Bandara Selaparang Mataram NTB.
Dengan semangat saya lakukan kebiasaan sholat tahiyatul Masjid sebagai penghormatan dan aktualisasi penajaman makna bahwa Masjid apapun itu,tetap Masjid adalah Rumah Allah SWT.
Sayup sayup suara Gema Takbir berulang ulang dikumandangkan Takmir Masjid tempat saya Sholat Ied,saya pun mengikuti alunan nada Gema Takbir yang ada sambil berdzikir “Astaghfirullah hal adzim” dimana memang ketika memasuki masjid untuk menunaikan sholat ,dzikir ampunan itulah yang berusaha saya tancapkan di hati yang paling dalam,dimana manusia memang pabriknya salah.
Di tengah alunan gema takbir yang berlangsung,tiba tiba saya mendapati dengan jelas wajah dan senyum kedua orang tua saya yang sudah Almarhun serta Adik kandung saya yang juga menampakan wajah tersenyum kepada saya.
Sesaat saya menangis dan tidak terasa air mata menetes sambil tetap mengalunkan gema takbir,nenyeruak perasaan rindu dan ingin ketemu yang menyesakkan dada dalam framing hilangnya rasa memiliki.
Setelah Sholat Ied berlangsung,Imam penceramah mulai berdiri untuk menyampaikan Khotbah Sholat Ied dengan judul “meneladani sosok Nabi Ibrahim AS” yang punya Ismail,sang anak,tanpa ada “rasa kepemilikan” dan menempatkan kecintaan kepada Allah SWT diatas segalanya.
Saya membayangkan,saya yang sudah ditinggal kedua orang tua dan adik saya saja,yang notabene sudah lama meninggal,masih berani menyatakan senandung kerinduan dengan sedikit oktaf kehilangan.
Apakah kita bisa membayangkan bagaimana Nabi Ibrahim AS yang diminta Allah untuk menbuang jauh “rasa kepemilikan” nya terhadap Ismail AS,sang buah hati,dengan cara menyembelih Ismail AS yang kala itu masih hidup.
Sedangkan saya saja masih mempunyai ” rasa kepemilikan ” terhadap kedua orang tua dan adik yang notebene sudah meninggal.
Ya Allah,Engkaulah Tuhan satu satunya tempat saya bersandar diri.berikanlah tanpa henti pelajaran untuk selalu belajar menumbuhkan kecintaan hakiki kepadaMu,Ya Allah.jadikanlah Nabi Ibrahim AS dan Rasulullah SAW sumber semua Ilmu untuk mengasah tajam kecintaan saya kepadaMu Ya Allah.
Dengan mengembalikan “rasa kepemilikan”kepada Allah SWT,Insya Allah akan selaras dengan kewajiban kita untuk mencintai Ciptaan Allah SWT yaitu Istri dan anak anak saya serta keluarga kita semua dengan berbasis sandaran total kita atas semua kehendak Allah SWT kepada kita.
Sungguh Indah makna Idul Adha tahun ini,menyelaraskan harmony antara membunuh “rasa kepemilikan”karena hakikatnya semua adalah Milik Allah SWT,dengan penjabaran aktualisasi mencintai dan bertanggung jawab penuh atas ciptaan Allah SWT untuk kita yaitu Istri dan Anak Anak kita serta Keluarga dan teman teman kita.
Sebagai Pimpinan MAKI Jatim,ijinkan saya menyampaikan permohonan maaf lahir batin,wabil khusus saya sampaikan terima kasib atas amanah hewan Qurban dsn bantuan dari Donatur MAKI Jatim yaitu :
- Gubernur Jawa Timur
- Bpk Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur
- Bpk Adhy Karyono,Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur
- Bupati Jember ,Bpk Hendy Siswanto
- Bpk Gagah Wibowo
- Ibu Sri Untari,Sekjend PDIP Jatim
- Bpk H Aris Mukiyo Kepala BPKAD Jatim
- Yang sangat kami hormati,Direktur Utama dan Keluarga Besat PT Petrokimia Gresik
- Owner PT Multi Daya ( MPS ) Ibu Rina
- Bpk. H isa
- Bpk Iwan Kadisperindag Jatim dan jajaran Keluarga Besar Disperindag Jatim
- Bpk Wachid Wahyudi dan Bpk Lutfi Kacabdin surabaya – Sidoarjo Dinas Pendidikan Jatim
- Gus Fawait
- Bpk Sarmudji,Ketua DPD Golkar Jatim
- Bpk.Isa Anshori Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur
- Bpk Edy Tambeng,Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim
- Bpk Heru,Kepala.Dinas Perkebunan Jatim
- Bpk Jumadi Kepala Dinas Kehutanan Jatim dam semua jajaran CDK Dishut Jatim
Terkhusus untuk Bpk Farman,Direskrimsus Polda Jatim dan segenap jajaran Reskrimsus Polda Jatim
Serta semua pihak yang belum kami sebutkan satu persatu.Kebanggaan saya dan apresiasi tinggi untuk semua pengurus MAKI Jatim,Bali dan NTB serta jajaran pengurus dan anggota MAKI Kabupaten dan kota
Tetap rendah hati dan tetap tidak pernah lelah mengejar matahari .Wabil khusus untuk segenap Pemred,redaksi dan jajaran Wartawan MAKINews.Com yang tidak pernah lelah untuk mengawal pemberitaan MAKI Jatim dan MAKI Indonesia Timur