Mengungkap sepak terjang sang oknum pada rumah sakit di Malang

0
32

Berita kali ini sebagai lanjutan dari pemberitaan sebelumnya berkenaan dengan sepak terjang Oknum di rumah sakit Malang,dimana ditengarai oknum “KUR” tersebut juga sukses memainkan perannya dalam proses hulu atau awal dari pengadaan barang dan jasa di lingkungan rumah sakit di Malang.

Tercatat ada beberapa pengadaan yang bukan merupakan skala prioritas dan tidak ada permintaan dari user sebelumnya,tiba tiba oknum tersebut bisa langsung melakukan by pass permintaan barang walaupun tidak tercatat dalam SIRUP LKPP.

Contohnya adalah pengadaan Liposuction atau alat penyedot lemak,di mana pengadaan barang tersebut awalnya tidak menjadi kebutuhan dari pihak user rumah sakit di Malang,tetapi tiba tiba muncul pengadaan Liposuction tersebut pada laman pengadaan barang di rumah sakit Malang tersebut.

Bahkan pengadaan yang bukan skala prioritas seperti pembangunan pagar rumah sakit di Malang dan Gapuranya tersebut bisa menjadi pengadaan yang sifatnya sangat urgent dan tiba tiba menjadi skala prioritas.

Yang menarik perhatian adalah dalam pengadaan obat obatan untuk skala rumah sakit besar di Malang,di mana jumlah pasien banyak yang dirawat di rumah sakit ruang HCU dan ICU,malah terkesan pengadaan obat obatannya dikesampingkan dan sesuai data valid,kebutuhan obat obatan pada rumah sakit tersebut khusus untuk pasien HCU dan ICU terkesan hanya aman dalam hal kebutuhan obat obatan hanya untuk 3 hari saja.

“Sesuai data tersebut diatas,patut diduga bahwa konsep pengadaan barangnya tidak berbasis pemenuhan utama sesuai skala prioritas,tetapi malah terkesan diduga mengutamakan pengadaan yang cash backnya sangat besar seperti pengadaan Liposuction atau alat penyedot lemak tersebut,”ungkap Heru MAKI.

Permasalahan lainnya sesuai hasil penelusuran tim Litbang MAKI Jatim,sang oknum juga telah menyiapkan jajaran rekanan penyedia baik untuk pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang pada rumah sakit tersebut dan ternyata juga diduga “dikangkangi” dengan sukses,dimana sang oknum tersebut jugalah yang mengatur siapa rekanan penyedia konstruksi dan pengadaan barang yang bisa mendapatkan paket pengadaan pada rumah sakit tersebut.

Inilah yang menjadi keprihatinan besar dari MAKI Jatim atas sepak terjang dugaan perilaku koruptif yang sarat dengan hanya berbasis kepentingan pribadi dan kepentingan golongan diatas kepentingan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan.

“Kami tidak akan main main sesuai paparan terkait hal tersebut diatas dan Alhamdulillah beberapa tim Litbang MAKI Jatim sudah sukses masuk dalam konsep undercover di dalam rumah sakit tersebut,”jelas Heru MAKI.

MAKI Jatim secara kelembagaan terus melakukan pulbaket internal untuk mengungkap sejauh mana sosok sang oknum tersebut diduga “bermain” dan dipastikan ada kalanya kebusukan akan tercium sekaligus membuka kotak paradok kelakuan dan sepak terjang oknum tersebut.

Dalam pernyataan lanjutan sebagai penutup,Heru MAKI menegaskan bahwa upaya maksimal tetap akan dilakukan dan menjadi spirit utama dalam hal pengungkapan dugaan suap dan gratifikasi dalam bentuk cash back atau fee dari paket pekerjaan yang ada di lingkungan rumah sakit tersebut.

Bahkan penyusunan flow chart keterkaitan petinggi Provinsi Jawa Timur yang diduga memback up sang oknum mulai bisa terbaca dengan mudah.

Leave a reply